H.A. Zakaria, Sosok Agen Perubahan

1
2948

Sosok energik masih dimiliki H.A. Zakaria yang saat ini berusia 80 tahun. Hari-harinya diisi dengan kesibukan-kesibukan yang berkaitan dengan pertanian dan perikanan. Harapan lahan sawah dan kolam-kolam ikan selalu mengajak H.A. Zakaria untuk menumpahkan harapan dan cita-citanya untuk mengasah pengalaman dan selalu belajar dari alam.

Mitra Pertanian Sehat Indonesia (PSI) Dompet Dhuafa yang sudah memulai terjun di dunia pertanian sejak tahun 1976 ini mengaku sangat senang dan memiliki semangat yang menggebu untuk concern di bidang pertanian ramah lingkungan.

Selain menjadi petani dan praktisi, H.A. Zakaria aktif sebagai pelatih/trainer bidang pertanian dan perikanan. Diantara lembaga yang sempat menggunakan jasa beliau diantaranya adalah; PLN, BI, Unilever, Arco, Depdagri, Indocement, WWF, dll. Bahkan wilayah pelatihannya tidak hanya di Jawa Barat, namun hingga antar propinsi dan antar pulau. Sebagai tutor beliau mengeksplorasi kemampuan melalui belajar dari pengalaman dari alam (indigenous knowledge). Dalam kesempatan pelatihan beliau sering sampaikan optimalisasi umur. Sehingga bagi sebagian peserta pelatihan yang menghadapi pensiun akan menambah spirit tersendiri. Karena pensiun bukan akhir dari saat-saat berkarya.

Suami dari Daristini yang dikaruniai 4 putra merasa bahwa perbaikan kondisi ekosistim terutama di lahan-lahan sawah harus segera dibenahi. Hal ini bukan isapan jempol semata, sebab saat ini beliau bersama 38 Kelompok Tani (terdiri dari 450 KK) yang tergabung dalam Gapoktan Silih Asih – Bogor berkomitmen akan mendukung program pemerintah Go Organic 2010 dengan memulai kegiatan bercocok tanam menggunakan teknologi pertanian ramah lingkungan yang dipopulerkan PSI Dompet Dhuafa melalui Program Pemberdayaan Pertanian Sehat (P3S) Bogor.

Gurat wajah yang tercermin dari pria baya kelahiran Bogor dan tinggal di Ciburuy, Cigombong, Kabupaten Bogor ini menunjukkan kematang dan pengalaman di dunia pertanian dan perikanan bukan diperoleh dengan mudah. Terjun langsung ke sawah saat tanam atau sekedar mengontrol tanamannya dilakukan setiap hari dengan tulus dan telaten. Hasil inovasi dan teknologi terbaru tentang pertanian ramah lingkungan selalu menarik beliau untuk melakukan uji coba di lahan sendiri. Diantara teknologi yang telah diaplikasikan adalah; pengembangan cara tanam legowo, penggunaan agen hayati NPS (Nematoda Penggendali Serangga), penggunaan kompos, pemanfaatan tanaman-tanaman pengendali hama, hingga LEISA (Low External Input Sustainable Agriculture). Harapan beliau tentunya menghasilakn produk pertanian yang Low Input High Profit .

Pria yang hampir tidak pernah meninggalkan rokok “tingwe” (Jawa : nglinting dhewe) dan kopiah ini selalu mengaku alumnus UNMAS (Universitas Masyarakat). Walau terlihat sederhana tetapi misinya cukup visioner, yaitu ingin merubah paradigma Petani Tradisional (Miskin, Bodoh, Dekil) menjadi Petani Modern (Petani harus menjadi pengusaha dibidang pertanian dan mampu duduk sejajar dengan pelaku agribisnis). Semoga semangat H.A. Zakaria membuahkan hasil dan didukung banyak pihak. Majulah Pertanian Indonesia, majulah petaninya.

Beliau sebagai Penerima Dompet Dhuafa Award 2011 Kategori Agent of Change Bidang Lingkungan pada malam penghargaan Dompet Dhuafa Award 2011 yang digelar di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (13/7/2011). (psi)

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here